Sinematografi
1 Dasar Videografi
Kamera
video adalah perangkat perekam gambar
video yang mampu menyimpan gambar
digital dari mode gambar analog. Kamera video
termasuk salah satu perangkat digitizer yang memiliki kemampuan mengambil input
data analog berupa frekuensi sinar
dan mengubah ke mode digital elektronis.
Begitu banyak jenis kamera video yang
digunakan dalam dunia broadcasting (pertelevisian).
Kamera
merupakan salah satu aspek penting dalam suatu pembuatan film, fungsi kamera yaitu
mengambil/merekam adegan-adegan yang di arahkan oleh sang sutradara kemudian
divisualisasikan oleh pemain-pemain yang melakukan adegan-adegan. Camera dioperasikan oleh crew film yang disebut cameraman, cameraman mengoprasikan camera sesuai dengan arahan sutradara.
Untuk menjadi seorang cameraman professional harus mengetahui
jenis-jenis camera, teknik
pengambilan gambar, dan unsur-unsur dalam pengambilan gambar.
2 Angel
Sudut
pengambilan gambar sangat penting dalam proses pengambilan gambar karena akan
mempengaruhi nilai kualitas suatu gambar. Berikut jenis-jenis sudut pengambilan
gambar:
Ø Bird
Eye
View
Pengambilan gambar dilakukan dari atas ketinggian
tertentu sehingga memperlihatkan lingkungan yang sedemikian luasnya dengan
benda-benda lain yang tampak di bawah sedemikian kecil. Pengambilan gambar
biasanya menggunakan helikopter maupun dari gedung-gedung tinggi.
Ø High
Angel
Sudut pengambilan gambar tepat di atas objek,
pengambilan gambar seperti ini memiiki arti yang dramatik yaitu kecil atau
kerdil.
Ø Low
Angel
Pengambilan gambar di ambil dari bawah si objek,
sudut pengambilan gambar ini merupakan kebalikan dari high angel. Kesan yang ditimbulkan dari sudut pandang ini yaitu
keagungan dan kejayaan.
Ø Eye Angel
Pengambilan gambar ini mengambil sudut sejajar
dengan mata objek, tidak ada kesan dramatik tertentu yang di dapat dari eye
level ini, yang ada hanya memperlihatkan pandangan mata seseorang yang berdiri.
Ø Frog
Angel
Sudut
pengambilan gambar ini di ambil sejajar dengan permukaan tempat objek berdiri,
seolah-olah memperlihatkan
objek menjadi sangat besar.
3 Framing
Framing adalah gerakan yang dilakukan oleh objek
untuk memasuki (in) atau keluar (out) framing shoot.
1. Long Shoot
Long shoot adalah shot yang sangat jauh bidang yang
diambil lebih dekat dari pada extreme
long shot, namun tetap objek utama masih terlihat terlalu kecil
dibandingkan total keseluruhan.
2. Close Up
Close up adalah shot yang teramat dekat. Objek menjadi
titik perhatian utama dalam shot ini
dan latar belakang terlihat dominan, mannusia biasanya ditampilkan pada bagian
bahu hingga bagian kepala.
3. Extereme Close Up
Extreme close up adalah shot yang menampilkan bagian tertentu,
objek dengan sangat detail memenuhi layar.
4. Medium Long Shoot
Medium long shot adalah shot yang leih dekat dari pada ELS
dan LS. Manusia ditempatkan dari atas
pinggang ke atas kepala dalam shot
ini. Latar belakang objek utama pun nampak sebanding.
5. Big Close Up
Big close up adalah shot yang menampilkan bagian tertentu
dari bagian manusia. Objek mengisi layar secara menyeluruh dan terlihat
detilnya.
4 Gerakan Kamera
Pergerakan
kamera yaitu gerakan kamera saat proses pengambilan gambar untuk menyesuaikan
dengan objek yang di rekam. Berikut jenis-jenis pergerakan kamera:
4.1
Zooming ( in / out )
Gerakan
yang dilakukan oleh lensa kamera mendekat maupun menjauhkan objek, gerakan ini
merupakan fasilitas yang disediakan oleh kamera video dan kameramen hanya mengoprasikannya saja.
4.2
Panning (left/rigth)
Yang
dimaksud dengan gerakan panning yaitu
gerakan kamera dengan cara membelokan arah kamera ke kanan (pan right) maupun ke kiri (pan left) tanpa menggerakan tripod / dudukannya.
4.3
Tilting ( Up / Down )
Gerakan tilting yaitu gerakan ke atas dan ke bawah, masih menggunakan tripod sebagai alat bantu agar hasil
gambar yang didapatkan memuaskan dan stabil.
4.4
Follow
Pengambilan gambar dilakukan dengan cara
megikuti objek dalam bergerak searah.
5 Komposisi
Komposisi adalah bagian yang paling
terpenting pada komunikasi visual karena komposisi adalah usaha untuk menata
semua visual elemen dalam frame. Menata visual elemen di sini bisa diartikan kita mengarahkan perhatian
penonton pada informasi yang kita berikan kepada mereka. Atau dalam arti lain
kita mengarahkan penonton pada Point of Interest (POI) dalam gambar yang kita buat. Dengan mengarahkan penonton
pada POI maka penonton akan bisa
mengikuti cerita dalam film kita dengan emosi sepenuhnya. Jika kita terlalu
banyak meletakan POI dalam sebuah
gambar maka mata atau perhatian penonton akan terbagi-bagi, akhirnya perhatian mereka pada cerita juga akan
terganggu.
Dalam film atau dalam komunikasi
visual kita harus memanfaatkan waktu seefisien mungkin agar penonton bisa
mendapatkan semua informasi yang dibutuhkan dalam memahami film kita. Komposisi
memang mempunyai aturan-aturan yang sangat ketat, akan tetapi
kita bisa saja melawan aturan tersebut asalkan tetap bisa mengarahkan perhatian
penonton pada POI. Banyak sekali factor yang mempengaruhi komposisi di
antaranya : warna, garis, tekstur, bentuk, ukuran, dan sebagainya. Yang menjadi sedikit
mempunyai tantangan adalah dalam film kita mengkomposisi gerak. Karena bisa
saja subjek atau kamera bergerak terus menerus sehingga kita harus terus
mengatur elemen-elmen visual tersebut dalam frame kita, sehingga penonton tetap
setia pada POI.
5.1 The Rule of
Thirds
·
Aturan ini membagi frame
menjadi 3 bagian.
·
Penekanannya yaitu 1/3 atau 2/3 frame, dari pada ditengah-tengah frame.
·
Pada saat membidik dengan mode mendatar atau landscape, ambil bagian dataran atau
bawah kurang lebih 1/3 frame,
kemudian sisanya untuk mengambil bagian atas atau langit.
·
Pada kebanyakan orang, penekanan dalam mengambil video adalah
lurus dengan titik pusat subyeknya.
·
Dan titik pusat itu bisa terletak pada 1/3 dari bagian frame-nya.
·
Hindari meletakkan bagian utama pada titik tengah dari frame, karena gambar yang dihasilkan
terlalu simetris dan tidak menarik perhatian mata untuk melihatnya.
·
Buat gambar yang tidak simetris, karena dengan itu akan
menimbulkan efek kegembiraan, ketegangan, dan juga gerakan gambar.
5.2 Headroom, Leading / Walking Room dan Looking / Nose Room
·
Terminologi ini mengacu pada banyaknya ruang yang ada dalam
sebuah frame yang dibiarkan kosong.
·
Ruang kosong ini dinamakan dengan "talking room". Jika seseorang sedang berbicara dengan orang
lain, maka "talking room"
ini memberikan efek natural pada gambar.
·
Walking room, jika seseorang sedang berjalan,
maka berikan juga ruang kosong untuk berjalan ini.
·
Sedangkan Head room
adalah ruang kosong antara batas atas dari obyek dengan batas atas dari frame.
·
Hindari mengambil setengah gambar dalam sebuah frame, khususnya obyek manusia (seperti
separuh wajah manusia) karena akan sangat tidak enak untuk dilihat.
·
Juga hindari memotong obyek pada sambungan-sambungannya atau sendi,
sebagai contoh anda bisa memotong obyek manusia pada bagian perut, namun jangan
memotong pada bagian lututnya, karena itu jelek sekali dan tidak dibenarkan
dalam dunia videografi.
5.3 Deep Of Field
Merupakan jangkauan jarak di depan
lensa di mana obyek dapat terlihat dengan focus
yang baik. Di beberapa aplikasi shot, aturan head room ada yang tidak menggunakannya untuk shot size BCU,
terkadang juga CU dan MCU. Untuk kasus seperti ini anda harus
memastikan bahwa mata subyek berjarak 1/3 dari ujung atas layar.
5.4 Crossing The
Line / Imaginer Line
Garis imaginer wajib diperhitungkan oleh seorang kamerawan karena jika
terjadi pelanggaran maka akan terlihat nose
room berubah. Dalam beberapa hal pelanggaran ini dapat di tolerir tapi
harus ada gambar transisi, master shot. Inilah yang di katakan transisi pada garis imaginer.
6 Lighting
Lighting
berfungsi sebagai pencahayaan dalam proses shooting.
Konsep warna yang kami terapkan berwarna
dan natural atau menggunakan cahaya alam yang berada di
lokasi shooting (pengambilan gambar).
2.4.7 Continuity
Teknik
yang berkesinambungan, Proses pengambilan gambar cut to cut
sehingga continuity perlu, sehingga shot 1 dan shot 2 bisa nyambung.
0 komentar:
Posting Komentar